KH Mas Mansyur membentuk majelis diskusi bersama Wahab Hasbullah yang diberi nama Taswir al-Afkar. Terbentuknya majelis ini diilhami masyarakat Surabaya yang masih kolot dan sulit diajak maju. Bahkan mereka sulit menerima pemikiran baru yang berbeda dengan tradisi yang mereka pegang.

Taswir al-Afkar merupakan tempat berkumpulnya para ulama Surabaya yang sebelumnya mengadakan kegiatan pengajian di rumah atau di surau masing-masing. Masalah yang dibahas berkaitan dengan masalah yang bersifat keagamaan murni sampai masalah politik perjuangan melawan penjajah.

Aktivitas Taswir al-Afkar itu mengilhami lahirnya berbagai aktivitas lain di berbagai kota, seperti Nahdhah al-Wathan yang menitikberatkan pada pendidikan. Sebagai lanjutan Nahdhah al-Wathan, Mas Mansyur dan Abdul Wahab Hasbullah mendirikan madrasah bernama Khitab al-Wathan, kemudian madrasah Ahl al-Wathan di Wonokromo, Far'u al-Wathan di Gresik dan Hidayah al-Wathan di Jombang.

Jika diamati dari nama yang mereka munculkan, yaitu wathan yang berarti tanah air, maka dapat diketahui bahwa kecintaan mereka terhadap tanah air sangat besar. Mereka berusaha mencerdaskan bangsa Indonesia dan mengajak mereka untuk membebaskan tanah air dari belenggu penjajah.



sumber : jabar.idntimes.com