Pada 1908, setelah pindah ke Situbondo, Kiai As'ad dan ayahnya beserta para santri yang ikut datang dari Madura menebang hutan di Dusun Sukorejo, untuk mendirikan pesantren dan perkampungan. Pemilihan tempat tersebut atas saran dua ulama terkemuka asal Semarang, Habib Hasan Musawa dan Kiai Asadullah.

Usaha Kiai As'ad dan ayahnya akhirnya terwujud. Sebuah pesantren kecil dibangun hanya terdiri dari beberapa gubuk kecil, musala, dan asrama santri yang saat itu masih dihuni beberapa orang saja. Sejak 1914, pesantren tersebut berkembang bersamaan dengan datangnya santri dari berbagai daerah sekitar. Pesantren tersebut yang akhirnya dikenal dengan nama Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah.

Setelah KH Syamsul Arifin meninggal pada 1951, pondok pesantren tersebut ganti diasuh Kiai As'ad. Di bawah kepemimpinan Kiai As'ad, Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah berkembang semakin pesat, dengan bertambahnya santri hingga mencapai ribuan.

Kemudian, lembaga pendidikan dari pesantren tersebut akhirnya semakin diperluas tanpa meninggalkan sistem lama yang menunjukkan ciri khas pesantren. Pesantren tersebut mendirikan Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah, kemudian didirikan pula sekolah umum seperti SMP, SMA, dan SMEA.

 

sumber : jabar.idntimes.com